Resensi Novel Jalan Tak Ada Ujung
Penulis Resensi : Gideon Victorio Firdaus
Judul buku : Jalan Tak Ada Ujung
Penulis : Muchtar Lubis
Penerbit : Balai Pustaka
Tahun terbit : 1952 (Cetakan pertama)
Jumlah halaman : 168
* Sinopsis
Novel ini berlatar belakang kehidupan pada masa revolusi dimana serdadu inggris yang kerap mengancam kehidupan masyarakat Indonesia. Diceritakan kisah seorang guru, Isa namanya, yang ketakutan ketika masa revolusi. Karena ia adalah seorang guru, Ia sangat dihormati oleh tetangganya. Akan tetapi statusnya itu tidak memihak kepadanya. Keadaan ekonomi keluarganya sangat kekurangan. Selain itu, ia tak bisa memberi kepuasan batin kepada isterinya yang akhirnya membuat isterinya berselingkuh dengan pria lain yang ternyata adalah temannya sendiri.
Kehidupannya juga selalu dilanda ketakutan karena was-was serdadu inggris akan menyerbu. Isa kemudian membuat sebuah organisasi pemberontakan bersama dengan temannya, Hazil dan Rahmat. Puncak pemberontakan mereka terjadi saat mereka menyerang serdadu Inggris di sebuah bioskop bernama Rex. Mereka melemparkan bom tangan di pintu masuk bioskop tersebut yang akhirnya menewaskan beberapa serdadu Inggris. Setelah kejadian itu, mereka berpisah untuk pulang ke tempat mereka masing-masingdan tak saling memberi kabar untuk jangka waktu yang lama.
Hazil kemudian ditangkap polisi militer akibat kejadian pelemparan bom tersebut. Ia mengakui dan berkhianat kepada Isa dengan menyebutkan siapa saja yang terlibat dalam kasus itu. Akhirnya Isa tertangkap dan mereka berdua disiksa karena menyembunyikan keberadaan Rahmat.
* Kelebihan buku
Novel Jalan Tak Ada Ujung berhasil mengilustrasikan sisi gelap dari orang-orang yang hidup di masa pra-kemerdekaan. Dengan ceritanya yang benar-benar realis, setinggan yang dibuat sedetail mungkin, dan bahasa yang mudah dipahami, Mochtar Lubis berhasil kuat menampilkan suasana empiris tokoh-tokoh yang dibuatnya. Dimana penggambaran tokoh secara tak langsung, tetapi sangat jelas perbedaan antara tokoh satu dengan yang lainnya.Tidak semua yang berkata berjuang untuk Negara benar-benar tulus. Banyak yang menjadikan gaung perjuangan sebagai jalur mencari keuntungan diri sendiri, menjadikan orang-orang opurtunis.Hazil adalah apa yang biasa lihat dan temui hingga kini. Orang-orang terdekat kita sangat berpotensi besar untuk menjadi pengkianat. Sebab ia sudah tahu banyak hal dari apa yang kita miliki.
* Kekurangan buku
Di tengah berbagai kelebihan yang terkandung dalam novel ini pasti ada kekurangan yang menyelimuti didalamnya. Mochtar Lubis memilih untuk menggunakan bahasa yang terlalu sederhana yang kesannya membuat novel ini tidak memiliki seni yang mumpuni didalamya.
.png)
Comments
Post a Comment